Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh ditanya tentang wanita jika ia menceboki anaknya sedangkan ia dalam keadaan suci apakah wajib baginya untuk berwudhu lagi?
Jawaban:
Jika seorang wanita menceboki bayi laki-lakinya atau bayi perempuannya dan menyentuh kemaluannya, maka tidak wajib baginya untuk berwudhu, ia cukup mencuci tangannya saja, karena menyentuh kemaluan tanpa syahwat tidak mewajibkan untuk berwudhu. Dan seperti yang telah maklum bahwa wanita yang memandikan anaknya tidak dikhawatirkan menimbulkan syahwat. Maka jika ia menceboki anak laki-lakinya atau anak perempuannya, maka cukup mencuci tangannya saja dari najis yang mengenainya dan tidak wajib baginya untuk berwudhu. Selesai.
***
Sumber: Majmu’ fatawa Ibnu Utsaimin (11/203), al-Maktabah asy-Syamilah.
***
وسئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله عن المرأة إذا وضأت طفلها وهي طاهرة هل يجب عليها أن تتوضأ ؟
فأجاب :
” إذا وضأت المرأة طفلها أو طفلتها ومست الفرج فإنه لا يجب عليها الوضوء ، وإنما تغسل يديها فقط، لأن مس الفرج لغير شهوة لا يجب الوضوء، ومعلوم أن المرأة التي تغسل أولادها لا يخطر ببالها الشهوة ، فهي إذا وضأت الطفل أو الطفلة فإنما تغسل يديها فقط من النجاسة التي أصابتها ولا يجب عليها أن تتوضأ ” انتهى .
***
Pertanyaan :
Semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan, Penanya berkata : Apakah membersihkan anak dari najis membatalkan wudhu?
Jawaban :
Jika tidak menyentuh kemaluan maka tidak membatalkan wudhu, dan ini tidak ada musykilah di dalamnya, dan aku tidak mengira bahwa ini yang dimaksudkan oleh penanya. Tetapi jika ia menyentuh kemaluannya yang shohih adalah bahwa hal itu tidak membatalkan wudhu, tetapi hendaklah ia berwudhu untuk kehati-hatian dan inilah yang lebih utama, tidak ada bedanya antara bayi laki-laki dan bayi perempuan.
***
***
السؤال: جزاكم الله خيرا تقول السائلة هل تنظيف الطفل من النجاسة ينقض الوضوء؟
الجواب
الشيخ: إذا لم يمس الفرج فإنه لا ينقض الوضوء وهذا لا إشكال فيه ولا أظن السائلة تريده لكن إذا مست الفرج فالصحيح أنه لا ينقض الوضوء ولكن أن توضأت احتياطا فهو أولى ولا فرق بين الذكر والأنثى.
sumber ummushofi.wordpress.com