Seorang dai dari Pusat Dakwah dan Bimbingan Agama di Jeddah, KSA bercerita tentang peristiwa di musim haji tahun 1416 H. Pada saat itu dia menemani Syaikh Ibnu Utsaimin di Bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Pada saat itu di sekeliling mereka banyak sekali jamaah haji yang berdatangan.
Di bandara ini syaikh bertugas memberikan dakwah kepada para jamaah haji yang baru datang. Suatu saat datanglah serombongan jamaah haji dari Rusia, dan Syaikh pun ingin memberikan sedikit kajian untuk mereka. Beliau pun bertanya apakah ada seseorang yang bisa menerjemahkan. Kemudian majulah pembimbing haji rombongan dari Rusia ini untuk menerjemahkan, dalam keadaan dia tidak tahu bahwa yang berdiri di sana adalah Syaikh Ibnu Utsaimin.
Setelah kajian selesai dan diterjemahkan, pembimbing haji rombongan Rusia pun bertanya siapa Syaikh yang baru memberikan kajian tadi. Dia pun diberi tahu bahwa beliau adalah Syaikh Ibnu Utsaimin. Setelah mengetahui hal tersebut, dia pun datang menemui syaikh dan mencium kening beliau sambil menangis. Kemudian, dia mengambil mikrofon dan memberi tahu rombongannya bahwa di hadapan mereka adalah Syaikh Ibnu Utsaimin. Mulai detik itu air mata pun mengalir dari orang-orang Rusia tersebut, dan sang pembimbing terus menerus menyuarakan, “Ini Syaikh Ibnu Utsaimin, ini Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Ibnu Utsaimin!”
Jamaah haji Rusia itu pun kemudian mendatangi Syaikh, memberikan salam kepada beliau, dan mencium kening beliau.
Sang pembimbing haji pun kemudian mendatangi Syaikh dan berkata,
“Rombongan haji ini adalah para muridmu. Di masa rezim komunis, mereka biasa membaca buku-bukumu di persembunyian bawah tanah.”
(Al-Jaamiâ’ li-Hayaat al-’Allaamah Muhammed ibn Saalih al-Uthaymeen’ halaman 38)
Diterjemahkan dari http://tawheedfirst .wordpresscom/.
Sumber:
http://ulamasunnah.wordpress.com/